Aug 31, 2008

Bergulat dengan Virus

Dua minggu ini kami sekeluarga sedang bergulat dengan virus. Di Melbourne hari-hari ini memang banyak orang sakit. Entah siapa dulu yang membawa virus tersebut (biasanya sih anak-anak yg nularin dari sekolah mereka). Kami sekeluarga pilek, batuk, tenggorokan gatel, sakit kalau menelan sesuatu, dst. Si Tiffany sudah dapat antibiotics dari dokter. Calvin yang tadinya kuat akhirnya kena juga. Demikian juga istri saya yg mesti ambil cuti kerja beberapa hari lalu.

Minggu lalu saya kotbah sulit sekali karena hidung dipenuhi dengan mucus jadi setiap 10 menit sekali mesti blowing nose, untung tidak lupa bawa sapu tangan. Hari Rabu kemaren, mestinya sudah jauh membaik. Tapi Kamis malem kembali parah, seakan diserang virus baru. Kalau tadi penuh mucus, sekarang tenggorokan gatel sekali, sehingga mesti batuk setiap 30 detik. Mungkin karena saya ngajar 6 jam penuh hari Kamis pagi-sore, jadi langsung teler. Jumat pagi kembali ngajar 3 jam, tapi batuk melulu di kelas sampai mahasiswa merasa kasihan ngeliatnya.

Semalem si Calvin bangun-bangun terus, tidak seperti biasanya sih dia kayak gitu. Akhirnya saya jadi tidur ayam. Baru bisa nyenyak jam 5 sampai jam 10. Begitu bangun langsung kuatir batuk-batuk terus ga bisa kotbah, tapi saya udah persiapan dari rumah. Sebelum berangkat, minum Panadol, Obat batuk, Vit C, sambil doa. Eh ternyata selama kotbah cuma batuk 3-4x. Sehabis kotbah sampai sekarang kembali batuk-batuk melulu.

Sakit emang ga enak. Apalagi kalau yang sakit sekeluarga. Tapi saya merasa justru saat saya sakit, saya lebih dekat pada Tuhan (dan lebih jauh dari Cemilan dan Coke/Sprite, dst). Karena tenggorokan kering dan batuk2x, saya lebih mengandalkan Tuhan sebelum ngajar dan (apalagi) sebelum kotbah. Juga karena kami sakit, kami lebih banyak di rumah ketimbang jalan-jalan sekeluarga, dan karena di rumah, jadi lebih banyak bisa ngobrol dengan istri dan anak-anak.

Dari Yohanes 11, saya belajar bahwa saat kita sakit, kita dapat datang kepada Yesus dalam doa. Dan sebagaimana Yesus sangat peduli terhadap Lazarus yang sakit keras itu, Dia juga peduli terhadap kita, Dia memiliki belas kasihan. Saat kita sakit, mari kita mengingat bahwa Yesus telah tahu apa yang akan terjadi. Ia tahu apa yg akan terjadi pada Lazarus, dan Ia tahu apa yg akan terjadi pada kita. Tidak ada penyakit yang terlalu besar yg Yesus tidak dapat atasi. Itu sebab Ia tidak panik atau tergesa-gesa menyembuhkan Lazarus, karena segala sesuatunya Ia kerjakan dalam waktuNya yg sempurna. Jadi saat kita sakit mari kita bersandar sepenuhnya kepada Yesus yang telah mengalahkan segala penyakit bahkan kematian, dan menunggu cara dan waktuNya untuk memulihkan kita.

Doa untuk orang sakit dari the Book of Common Prayers berikut sedang pas dengan kondisi saya:
O Father of mercies and God of all comfort, our only help in time of need: We humbly beseech thee to behold, visit and relieve thy sick servant for whom our prayers are desired. Look upon him with the eyes of thy mercy; comfort him with a sense of thy goodness; preserve him from the temptations of the enemy; and give him patience under his affliction. In thy good time, restore him to health, and enable him to lead the residue of his life in thy fear, and to thy glory; and grant that finally he may dwell with thee in life everlasting; through Jesus Christ our Lord. Amen.

No comments: