Jul 26, 2008

Seminar Pdt Benny Solihin - Sesi 1

Hari ini ada pembicara tamu dari Indonesia yg melayani di Melbourne, meski bukan di gereja kami, yaitu Pdt Benny Solihin. Saya pernah mendengar kotbah beliau dalam retreat pekerja Perkantas Jawa Timur dan sangat diberkati dengan firman Tuhan yang disampaikan. Itu sebab hari ini saya datang ke seminar pelayanan yang ia pimpin di gereja EBC yang diadakan dari Sabtu pagi-sore selama 3 sesi. Bersama saya juga datang sekitar 10 orang dari gereja kami. Karena saya bawa Macbook kesana, maka saya bisa nge-blog kotbah beliau (meski bukan live blogging), dengan izin dari Pak Benny.

Pak Benny tampil memakai kemeja khas Indonesia, batik. Saya sempat ngobrol singkat sebelum ia memulai sesi, karena memang baru pertama kali saya secara formal berkenalan. Dan dia sempat bilang pernah baca buku saya, dan senang akhirnya bisa ketemu. Padahal yang lebih senang adalah saya bisa bertemu hamba Tuhan yg bagi saya adalah salah satu pengkotbah Indonesia terbaik, yang pernah membuat kesan yg mendalam dalam diri saya dua belas tahun lalu.

Beliau datang ke Melbourne didampingi istrinya Ibu Mega yg ternyata baru menyelesaikan MA di Counseling di Calvin Seminary. Setelah puji-pujian pendek, pak Benny membacakan Efesus 2:10 sebagai dasar pembahasan sesi pertama, yang berfokus kepada keunikan jati diri anak-anak Allah. Ada tiga point penting yang ia sampaikan dari eksposisinya thd Efesus 2:1-10.

1. ‘Karena kita ini buatan Allah’
Frase tersebut mengingatkan kita kepada Kejadian 1:1 yang memberitahu bahwa Allah adalah pencipta dan penggerak utama dan pertama dunia dan segala isinya. Saat Allah yang akbar itu mencipta manusia, Paulus memakai kata ‘poema’ untuk kata ‘buatan Allah’, dimana kita mendapat turunan kata ‘poem’ atau puisi. Seperti kata pemazmur: "Aku bersyukur kepada Allah karena kejadianku dahsyat dan ajaib." Fearfully and wonderfully made.

Pak Benny menceritakan masa remajanya saat ia merasa samasekali tidak unik dan tidak khusus. Sebaliknya ia merasa sangat minder dalam soal fisik, ekonomi, dan intelektual. Dibanding adik kakaknya, paras mukanya paling sering dilewati orang. Keluarganya hidup pas-pasan, mamanya memiliki warung yang buka dari pagi sampai malam meski tidak banyak pengunjung. Papanya seorang polisi yang karena jujur segan untuk meniup sempritan untuk dapat uang sogokan. Di kelas, pak Benny berkata ia selalu mendapatkan Juara Dua (dari belakang!). Nilai matematika tidak pernah lebih dari 6. Namun dibalik semua itu, di kemudian hari dia sadar bahwa dia tetap adalah seorang yang unik karena Allah memakai dia menjadi seorang hamba Tuhan penuh waktu.

2. ‘Diciptakan dalam Kristus Yesus’

Keunikan orang Kristen adalah bahwa kita diciptakan dua kali. Bukan karena 'puisi' ciptaan Allah kurang baik, karena Allah berkata bahwa manusia ciptaannya ‘sangat baik’ dalam kitab Kejadian. Alasan kita diciptakan dua kali adalah karena kita jatuh dalam dosa (Ef 2:1-2). Status kita sebelum kenal Kristus adalah kita mati. Dua karakteristik orang mati, tidak berdaya melawan dosa dan mengalami kebusukan. Kita tidak berdaya terhadap dosa, bukan saja kita dipengaruhi untuk berbuat dosa, kita sendiri menghidupkan dosa dalam hidup kita. Tetapi Yesus Kristus memungut kita lagi, menulis kembali puisi tersebut dengan tetesan darah-Nya, dan kita dicipta ulang. Bukan di recycle, tetapi dicipta ulang sama sekali baru, kembali menjadi sebuah masterpiece.

3. 'Untuk melakukan pekerjaan baik'

Salvation is not by works, but it is for works. Ketika dia ingin masuk seminari untuk studi teologia menjadi full-timer, senior-nya mengatakan “Sorry, saya sudah kenal kamu 10 tahun. Dan jujur saja, kamu tidak ada bakat jadi pengkotbah.” Kalimat tersebut sangat mengecilkan dan menyedihkan hatinya. Namun pak Benny berkata, bahwa jika Allah hanya mau dia melayani di satu desa, dan hanya untuk melayani satu keluarga di desa tersebut, dan hanya 1 orang dari keluarga tersebut yang dimenangkan bagi Allah, tidak apa-apa. Karena jika itu yang diinginkan Allah untuk ia lakukan dalam hidupnya, dan ia mentaatinya, berarti 100% kehendak Allah digenapkan dalam dirinya.

Pak Benny lalu menceritakan kondisi di Indonesia yang membutuhkan partisipasi orang Kristen yang telah menerima berkat yang begitu besar dari Allah. Kita diberkati untuk menjadi berkat. Kita bukan waduk berkat, tapi kita saluran berkat. Channel of blessing.

Bagi saya mendengar sesi ini sangat encouraging, bukan karena isinya yang sangat biblikal, tetapi juga karena beliau membawakan expository preaching. Tidak banyak pengkotbah yang hari ini meng-eksposisikan firman Tuhan, dan dari jumlah yang sedikit itu, lebih sedikit lagi yang dapat membawakannya dengan kepekaan terhadap tingkat kedewasaan biologis dan kerohanian dari jemaat.