Jul 11, 2008

Yang Berkesan dari Seoul

Karena sudah janji di posting sebelumnya, berikut beberapa catatan perjalanan saya tentang hal-hal yang menarik tentang Seoul, ibukota Korea Selatan:

1. Seoul adalah kota yang sangat modern. Di daerah downtown, skyscrapers di bilangan Lotte Town menjadi lambang materialisme dimana retail therapy di mal-mal menjadi budaya. Orang Korea sangat bangga dengan budaya mereka (mirip Jepang, saya kira). Ada toko buku besar dekat hotel dimana semua bukunya berbahasa lokal, dan semua buku Barat yg ada disana diterjemahkan ke dalam bahasa Korea, mulai dari bukunya Kiyosaki sampai autobiografi-nya Jack Welch. Tidak heran ekses-nya adalah sedikit sekali orang di Seoul yg bisa berbahasa Inggris (jauh lebih banyak orang di Shanghai). Bukti kedua kebanggaan akan budaya sendiri nampak dari proporsi mobil di Seoul yang bermerek "HYUNDAI". Saya menoleh ke kiri dan ke kanan, yang saya lihat hampir 99% Hyundai, lengkap mulai dari taxi sampai limousine, mulai dari Getz, Accent, Sonata, Tuscan, sampai Santa Fe.

2. Hari Minggu saya dan istri ke Somang Presbyterian Church, salah satu gereja Presbyterian terbesar di Seoul. Suasana-nya mirip gereja di Indo, khususnya pas bubaran gereja. Ribuan orang berhamburan keluar. Di Korea Kekristenan memang bertumbuh pesat. Secara jumlah anggota, gereja Methodist terbesar, gereja Presbyterian terbesar, gereja Pentecostal terbesar, semuanya di Seoul. Gereja terbesar di dunia yg digembalakan Yonggi Cho (dengan jemaat 850.000 orang!!!) pun ada di Seoul. Sayang saya tidak ketemu dengan beliau, pengen nanya bgmana ceritanya dia bisa claim disuruh Tuhan ganti nama dari David Yonggi Cho menjadi Paul Yonggi Cho.

Seorang kenalan baru seorang akademik yg ketemu di conference yg juga Kristen mengatakan bahwa pertumbuhan Kekristenan sebenarnya dimulai di Korea Utara. Namun sejak komunisme menguat disana, dan penganiayaan begitu berat terjadi, banyak orang Kristen yg melarikan diri ke Korea Selatan. Sehingga di KorSel lah kekristenan bertumbuh pesat. Yang menarik, justru di tengah penganiayaan iman Kristen bertumbuh. Namun rekan baru tersebut berkata kepada saya bahwa kita perlu berdoa untuk para pemimpin Kristen di KorSel, karena yang sekarang mulai menggejala di Seoul adalah pertumbuhan jumlah yang tidak disertai dengan kualitas iman. Growth without Depth.

Saya lalu teringat bhw Open Doors menaruh KorUt sebagai negara nomer satu yang menganiaya orang Kristen melebihi China dan negara-negara Arab. Bulan Februari tahun ini, Open Door merilis The 2008 World Watch List, dan untuk 6 tahun berturut-turut KorUt menempati rangking teratas sbg negara penganiaya orang Kristen. Baca selengkapnya disini.

3. Seorang rekan ikut tur ke demiliterized zone antara KorUt dan KorSel yg dijaga oleh United Nations Army disamping tentara KorSel dan KorUt. Kedua belah pihak tetap selalu tegang (keduanya by the way punya nuklir, itu sebab US pusing). Teman saya ini diajak tur ke terowongan bawah tanah yang dibangun oleh KorUt untuk memata-matai KorSel. Tour guide nya cerita (dlm bahasa Inggris tentunya) bahwa seorang tentara KorUt yg membelot ke KorSel menceritakan bahwa ada 16 terowongan bawah tanah yg dibangun KorUt, namun dia sendiri tidak tahu dimana. Yang luar biasa, sampai hari ini baru 4 terowongan yang telah ditemukan. Hmmm...

1 comment:

Bob Jokiman said...

Di Shanghainya kapan?
Saya di Shanghai tgl.15-23 Juli.
Sempat ngajar 2 hari kepada House Churches Leaders. Mereka sangat haus Firman Tuhan dan Pengajaran Leadership. Jika mau ke sana bisa saya hubungi dengan pemimpin 20.000
[ya twenty thousand]House Churches.
Kali ini saya ke Hong Kong menghadiri Indonesia Cross Cultural Conference (ICCC) V sejak tgl. 4 Juli lalu. Hari ini akan balik ke LA.
BJ