Jul 23, 2008

Hati yang Melihat Allah

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” Matius 5:8

Ucapan bahagia Tuhan Yesus yang ke-6 ini barangkali yang tersulit untuk dimengerti. Mari kita perhatikan beberapa kata kunci dalam ayat diatas

Apa yang dimaksud dengan “melihat Allah”? Di dalam 2 Korintus 4:3-5, Paulus menulis tentang “cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus” yang tidak dapat “dilihat” oleh mereka yang dibutakan oleh ilah zaman ini. “Melihat” disitu berarti melihat Allah dengan mata rohani – suatu perjumpaan pribadi antara kita dengan Tuhan. Helen Keller, seorang wanita buta yang tulisannya banyak mempengaruhi dunia pernah mengucapkan kalimat berikut: “What would be worse than being born without sight? Being born with sight, and have no vision.” Betapa malang kita jika kita menyebut diri orang Kristen namun tidak pernah dapat melihat kemuliaan Allah yang Ia nyatakan dalam firmanNya. Hanya mereka yang “suci hatinya” yang dapat “melihat” Allah.

Apa arti “suci hatinya”? ‘Hati’ disini bukan hanya berarti perasaan atau emosi (a heart that feels), tetapi menunjuk pada totalitas diri manusia. Pengamsal berkata: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Dari dalam hati juga, keluar segala segala yang najis! Yesus berkata: “… dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang.” (Mt 15:19-20a). Yeremia mengeluh betapa liciknya hati manusia.

Kata “suci” yang dipakai Kristus adalah kata katharos di dalam bahasa aslinya. Salah satu turunan kata tersebut sering dipakai dalam dunia media, yaitu Catheter, sebuah alat medis berbentuk selang tipis yang berfungsi untuk menghisap cairan yang menyumbat di dalam tubuh kita. Sebuah proses pembersihan yang sangat menyakitkan. Inilah makna lugas dari kata tersebut, yaitu bersih. Jadi hati yang suci adalah hati yang bersih dari berbagai kotoran, seperti yang Yesus katakan akan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi: “Celakalah kamu … hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkan dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.” (Mt 23:25-26). John Owen di dalam bukunya Mortification of Sin in Believers berkata: “Be killing sin…, or it will be killing you!” Bagai penyakit kanker, dosa menggerogoti hati kita dan membuat kita menjadi hamba dosa, menjauhkan kita akan ketergantungan kepada Tuhan.

Arti kedua hati yang suci adalah hati yang tidak bercabang dua. Yesus berkata bahwa “tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.” (Mt 6:24) Tidak ada jalan tengah. Mesti pilih salah satu: Allah atau Mamon. Karena jika kita mengaku orang Kristen tetapi ambisi, prioritas, keinginan hati kita adalah uang, uang, dan uang, kita tidak akan pernah melihat Allah. Pemazmur menulis bahwa hanya mereka yang “bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu” yang boleh “naik ke atas gunung Tuhan” (Mzm 24:3-4).

Jika kesucian hati menjadi prasyarat kita untuk melihat Allah, bagaimana kita dapat memiliki kesucian hati? Puji Tuhan, karena hal tersebut tidak tergantung atas usaha manusia. Allah menciptakan kesucian itu bagi kita dan di dalam kita sehingga kita bisa mengejar kesucian hati kita. Disinilah tekanan Yesus dalam kotbah di bukit.

Jika Anda dan saya menganggap diri Kristen, melakukan berbagai tindakan religius, tetapi tidak pernah memiliki kerinduan untuk mengejar kesucian hidup, kita perlu memeriksa dengan serius iman percaya kita kepada Kristus. Allah menyucikan kita terlebih dahulu, baru kita punya kerinduan untuk hidup suci, dan saat itulah kita melihat Allah, menangkap isi hati-Nya, merasakan kehadiran-Nya, mengutamakan kemuliaan-Nya.

Tanda kita sungguh-sungguh telah disucikan Allah (dan adalah orang percaya), kita akan terus rindu seperti Daud yang berseru, “Create in me a clean heart, O God” (Mazmur 51:10). Kita menjaga hati kita dengan firman Allah (Mzm 119:9-11). Seorang Kristen bersaksi bahwa di halaman depan Alkitab-nya, ia menulis: “Either this book will keep you from sin, or sin will keep you from this book!"

Firman Allah menjaga hati kita suci dihadapan Allah, dan sekaligus memampukan kita untuk melihat Allah karena Ia menyatakan diri-Nya dalam firman-Nya.

No comments: