Mar 25, 2008

ICC Easter Camp 08: HAPPIER

Foto disebelah adalah wajah gembira para peserta Camp Paskah gereja kami Good Friday-Easter Sunday kemarin di Ballarat. Tahun ini camp kami mengambil tema HAPPIER dan sub-tema "Delight yourself in the Lord." Pembicara utama adalah Ev Ronald Oroh, yang memang mendalami teologi kenikmatan. Lihat blognya disini.

Ada beberapa hal menarik yang saya catat dalam buku catatan tentang proses persiapan, insights dari sesi, dan berbagai hal lainnya:

1. Di saat-saat terakhir menjelang camp, Allah secara ajaib memimpin kami untuk pindah tempat camp. Dari sebuah tempat yg kurang layak pakai ke tempat yang super mewah untuk sebuah camp gereja: Midcity Hotel di Ballarat. Keajaiban tersebut muncul dalam berbagai bentuk: Heavily discounted price, Free use of conference room, In-house Malaysian chef who cooks 5-7 dishes for lunch and dinner (termasuk kangkung belachan, telur bali, mee siam, pork string bean, etc). Semua peserta langsung HAPPIER!

2. Sesi Pembukaan adalah Kebaktian Jumat Agung yg saya pimpin. Terkait dengan tema camp, saya membahas dari Yesaya 53:10 "It pleased the Lord to bruise him." Ayat yg kedengaran kontroversial ini bukan berbicara ttg child abuse, namun tentang bagaimana Salib menyatakan kemuliaan Allah kembali dihadapan manusia dan ketaataan AnakNya menggenapi kehendak Bapa untuk mati menggantikan manusia berdosa sebagaimana ditetapkan dalam kekekalan.

3. Sesi Ke-1 sampai Ke-6 berbicara tentang What is Enjoyment?, Where is God when I enjoy?, Where am I where God enjoys? How to enjoy God, Forever enjoy, How to Enjoy God's Blessings. Ada bbrp hal menarik yang Ronald sampaikan:
- Allah kita adalah Sang Penikmat Akhir. Dia menikmati diriNya sendiri dan segala sesuatu yang Ia ciptakan. Bahkan Ia berhenti di hari ke-7 untuk menikmati ciptaanNya.
- Dia sebenarnya tidak perlu makluk lain diluar diriNya untuk menikmati, namun Ia mau share kenikmatan dengan manusia ciptaanNya.
- Berkat-berkat Allah yang Ia berikan kepada kita perlu kita nikmati. Saat kita tidak menikmati, itu berarti kita menghina Allah Sang Pencipta dan Pemberi Berkat. Namun jangan lupa bahwa berkat-berkat tersebut hanyalah alat, hanyalah appetizer untuk membawa kita kepada kenikmatan yang jauh lebih tinggi, yaitu Allah sendiri. Jadi setiap kali kita makan enak (misal, sate ayam dan es kelapa muda), mari kita belajar untuk mengingat Allah saat mengunyah sate tersebut. Jika sate ayam ini yg cuma berkat Nya nikmat sekali, apalagi kenikmatan yg kita dapat miliki dari Allah.
- Konteks eksternal semestinya tidak menghalangi kita untuk menikmati Allah. Paulus menulis dalam kondisi lapar dan kenyang, dia belajar untuk mencukupkan diri dalam segala hal dan melihat Allah didalam semua itu. Jadi menikmati Allah seharusnya kita lakukan dalam kondisi suka maupun duka, kelebihan maupun kekurangan.

Untuk melihat insights lain dari Ronald ttg kenikmatan, silakan kunjungi e-booknya Mari Menikmati.

No comments: