Feb 12, 2008

Orang Bodoh dan Jigsaw Puzzle

Karena hidup ini singkat dan berharga, banyak orang Kristen berpikir bahwa untuk hidup se-produktif mungkin, yang diperlukan adalah kerja sekeras-kerasnya tanpa istirahat. Namun Alkitab memberitahu kita bahwa hidup produktif bukan seperti itu.

Hidup produktif bukan tentang hidup secara efektif (doing the right things) dan efisien (doing this right), meski keduanya perlu. Alkitab mengajarkan bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang mengerti kehendak Allah bagi hidup kita dan hidup didalamnya. Diluar itu, hidup kita, sehebat apapun dihadapan manusia, hanyalah sebuah kebodohan dihadapan Allah.

Itulah yang ditekankan Rasul Paulus dalam Efesus 5:17.
- Therefore do not be foolish, but understand what the will of the Lord is (ESV)
- Don't act thoughtlessly, but try to understand what the Lord wants you to do (NLT)

Kata 'foolish' (ESV) atau 'thoughtless' (NLT) atau 'bodoh' (LAI) dipakai berkali-kali di PB, termasuk oleh Tuhan kita. Dua diantaranya dipakai dalam rentang waktu yang berdekatan. Yesus memakai kata yang sama (aphron) untuk orang Farisi yang beranggapan bahwa tingkah laku agama eksternal mereka akan memperkenan hati Allah "Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?" (Lukas 11:40).

Yesus juga pernah bercerita tentang seorang yang dengan naluri entrepreneurship-nya dan keuletannnya bekerja menjadi begitu sukses dalam usahanya, sampai-sampai gudangnya tidak cukup untuk menyimpan hasil panennya. Hari ini orang kaya tersebut mungkin diwakili Richard Branson (Virgin) atau Li Ka Shing atau Kiyosaki atau siapa saja diantara kita yang dimata dunia dapat menembus marketplace yang ultra kompetitif dan menang. Namun penilaian Yesus samasekali berbeda: "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?"

Baik yang beragama (Farisi) dan yang tidak beragama (orang kaya) tersebut saya yakin memiliki status sosial yang terpandang di masyarakat karena keberhasilan, kesalehan, dan konfiksi hidup mereka. Namun keduanya disebut 'bodoh' oleh Tuhan kita. Kedua orang tersebut mengingatkan kita bahwa menjadi pemeluk agama Kristen tidak lalu menjadikan kita bijak dimata Tuhan. Demkian juga menjadi alumni Harvard MBA yang berhasil menjadi Milyuner Muda sekalipun tidak menjamin kita pasti tidak akan disebut 'Bodoh' oleh Allah.

Rasul Paulus menulis bahwa orang yang disebut bijak oleh Allah adalah orang yang berupaya mengerti kehendak Allah dalam hidupnya. Menarik sekali kata 'mengerti' yang dipakai dalam Efesus 5:17 punya konotasi seorang yang sedang menyusun potongan-potongan jigsaw puzzle, sampai akhirnya mendapatkan keseluruhan gambarnya secara utuh. Gambar yang kita sedang coba susun tersebut adalah kehendak Allah, yaitu apa yang menjadi keinginan hati Allah (lihat Efesus 5:10). Bijaksanalah orang yang menjalani hidupnya mencari potongan-potongan puzzle hasrat hati Allah, menemukannya, dan mengikutinya seumur hidupnya.

No comments: