Aug 24, 2007

Teologi Kenikmatan

Saya pernah ditanya: “Bolehkah orang Kristen menikmati pleasure?”

Jawaban Alkitab adalah “Boleh!” Kok bisa?

Karena segala hal yang baik dalam dunia ini diberikan Allah untuk kita nikmati melalui kelima panca indera kita. Kenikmatan telinga mendengar kicauan burung atau Four Season-nya Vivaldi. Kenikmatan mata mengagumi Niagara Falls atau matahari terbenam di Kuta. Kenikmatan lidah bergoyang menyantap sup kaki kambing Pak Kumis. Dan seterusnya…

Namun ada beberapa prinsip dari Blaise Pascal yang perlu kita perhatikan saat orang Kristen bersentuhan dengan pleasure, agar tidak keblinger dan jatuh ke dalam berbagai macam dosa:

1. Kenikmatan itu bukan tujuan akhir, namun sebuah pointer, sebuah petunjuk ke sesuatu yang lebih bermakna, yaitu kepada Allah, Asal dan Sumber kenikmatan tersebut. Blaise Pascal berdoa pada Allah: “Sempurna segala keinginan-keinginan yang baik yang Engkau berikan dalam diriku, ya Allah. Jadilah Akhir dari semua keinginan itu, sama seperti Engkau telah menjadi Awal dari semua itu.”

Jika kita berharap kenikmatan dunia menjadi sumber bahagia kita, yang kita akan jumpai akhirnya hanyalah kekecewaan (yang mungkin didahului oleh addiction terhadap pleasure).

2. Kenikmatan yang menyegarkan hidup kita tanpa menggangu kita, membelokkan kita, dan menjauhkan kita dari Allah, Asal dan Sumber kenikmatan itu, adalah kenikmatan legitimate. Prinsip ini akan menolong Anda dan saya untuk dapat menikmati pleasure dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Dan tidak mengejar kebahagiaan dari kenikmatan dunia, karena semua itu hanya turunan dari kenikmatan akan Allah sendiri.

Blaise Pascal pernah menulis: “Jika manusia tidak diciptakan untuk Allah, mengapa dia berbahagia hanya di dalam Allah? Jika manusia diciptakan untuk Allah, mengapa ia melawan Allah?

3. Kenikmatan manusia manusia yang tertinggi ada di dalam Allah. Saya tidak berkata “dari Allah”, tetapi di dalam Allah. Memang kita dapat menikmati segala pemberian Allah dalam dunia ciptaannya. Namun kenikmatan tertinggi ada dalam diri Sang Pemberi. Alkitab begitu realistis mengakui kebutuhan manusia. Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia mencari kebahagiaan, tanpa terkecuali. Apapun cara yang mereka pakai, tujuan akhirnya selalu adalah kebahagiaan.

Blaise Pascal berkata, ”Motivasi dari setiap aksi manusia adalah mencari kebahagiaan, bahkan termasuk mereka yang mati menggantung diri”. Itu sebab Alkitab memerintahkan kita untuk mencari kebahagiaan yang sejati dan tertinggi di dalam Allah.

Salah satu ayat Alkitab favorit saya adalah Mazmur 37:4 “Delight yourself in the Lord and he will give you the desires of your heart.” Pertama kali saya membaca ayat itu, saya pikir: Tuhan akan memberi apapun yg saya inginkan. That is sooo cool! Baru kemudian saya mengerti bagian pertama dari ayat tersebut. Bergembiralah karena Tuhan, bukan karena berkat Tuhan. Saat kita sungguh telah dapat menikmati Tuhan, maka segala keinginan hati kita juga pasti telah diubahkan. Saat kita dapat bersukacita di dalam Tuhan sendiri, segala prioritas hidup kita pasti tertata sebagaimana seharusnya. Sampai kita mengerti kebenaran ini, tidak mungkin kita akan mengubah prioritas hidup kita, dan kita hanya memakai Allah menjadi jongos, menjadi pelayan pemuas bahagia yang fana di dunia ini.

Dengan ketiga prinsip diatas, saya siap untuk pergi menikmati working holiday di Grand Hyatt Coolum, Sunshine Coast, 12-15 Juli 2007 (lihat foto di sebelah) sambil mempresentasikan conference paper di International Society for Research on Emotion Conference. Mau ikut?

No comments: