Sep 8, 2006

Gereja Bukan Pertandingan Bola !

“Dari pada-Nya lah seluruh tubuh, - yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef 4:16)

Realita dalam gereja-gereja Tuhan hari ini tidak jauh berbeda dengan pertandingan sepak bola Soccerroos dan Greece baru-baru ini: Ada 22 orang yang kecapaian bermain dan butuh istirahat disaksikan oleh 22.000 orang yang duduk menikmati dan butuh olah raga!

Rasul Paulus mengajarkan bahwa gereja adalah tubuh Kristus yang setiap anggotanya harus bertumbuh menuju kedewasaan iman (Ef 4:12). Mencapai kedewasaan iman ini bukan hanya menjadi tugas pendeta, tugas penatua atau majelis atau pengurus gereja. Namun setiap anggota memiliki peran untuk membangun tubuh Kristus tersebut. Dalam kutipan ayat diatas, Paulus menekankan pelayanan oleh setiap anggota tubuh Kristus (each part does its work – NIV). Setiap orang memiliki bagian yang harus ia kerjakan. Itu sebab, dalam 1 Korintus 12 ada beberapa prinsip yang kita perlu pahami:

a. Setiap orang percaya pasti memiliki minimal satu talenta.
Allah menitipkan talenta dan karunia kepada setiap anakNya, tanpa terkecuali.

b. Talenta diberikan oleh Allah untuk kepentingan tubuh Kristus.
Dan bukan untuk kepentingan individu. Dengan kata lain, talenta saya diberikan oleh Allah untuk kepentingan Anda, dan talenta Anda diberikan oleh Allah untuk kepen-tingan saya. Satu hal apakah yang Anda bisa lakukan untuk orang lain hari ini?

c. Talenta tersebut diberikan sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna.
Tidak ada favoritisme. Tidak ada diskriminasi. Semua orang berharga dimata Allah.

Celakanya, ketiga prinsip diatas seringkali diabaikan. Bahkan mayoritas anggota gereja menunjukkan salah satu dari dua gejala berikut:

1. Self-depreciation
Orang tipe ini berkata “I am no good, you don’t need me.” Dia minder, tidak percaya diri, takut ambil tanggung jawab, dan rajin menolak berbagai kesempatan melayani yang Allah gerakkan dalam hatinya. Alasannya macam-macam: Terlalu sibuk, masih belum rohani, diri sendiri masih banyak masalah, dst… Kalau kita baru mau melayani kalau sudah tidak sibuk (nganggur), atau sudah rohani, atau sudah tidak ada masalah dalam hidup, jangan-jangan kita tidak akan pernah sempat melayani Tuhan selama-lamanya.

2. Self-importance
Sebaliknya, orang tipe ini berkata: “You’re no good, I don’t need you.” Dia merasa diri hebat, lebih penting dibanding orang lain. Seakan-akan gereja akan mandeg tanpa dia. Yang ia butuhkan adalah menghargai kontribusi orang lain seberapa besar atau kecil sekalipun.

Mari kita tidak memiliki kedua sikap diatas. Sebaliknya Allah berkata kepada kita “You need each other.” Kita perlu berinisiatif untuk saling melayani satu dengan yang lain. Jangan lupa bahwa suatu hari nanti Sang Empunya talenta akan meminta pertang-gungjawaban dari setiap kita. Sudahkah kita memakai seluruh talenta kita? Jangan simpan itu dibalik bantal. Mari kita bekerja diladangNya selagi masih ada kesempatan.

No comments: