Oct 26, 2007

When winning is losing...

I stumbled upon this interesting article last night.

In it, the author argues that our advances in the church (which are great in and of themselves) have weakened our preaching that is supposedly God-glorifying. Below is my summary of the first three (and in my opinion, most important) advances expressed in my own words:

1. The wide availability of the tools of exposition which preoccupy preachers to the extent that these tools stop becoming our tools and turning into our 'master', so much so that our sermons become dry, mechanistic, and formulaic.

2. The assumed task to make sermon simple and clear often ignores the rich insights in God's inspired words. Christians then have an eschewed understanding of even key concepts such as 'faith in Christ'. Einstein once challenged: How to make things simple, but not over-simplified.

3. The efforts to welcome and retain non-believers in the church services often compels us to dumb down in our preaching, making it as warm, hearer-friendly, non-offensive, non-apologetic, as non-patronizing as possible. No wonder the words hell, sin, repentance, the cross are often low in counts compared to words like forgiveness, happiness, self-confidence, self-esteem, and so on.

Read the entire text here:
http://www.theologian.org.uk/pastoralia/embersofpreaching.html

Oct 20, 2007

Dunia sebagai Kuburan Masal

“I see dead people”
“In your dreams?”
Cole shakes his head no.
“While you're awake?”
Cole nods.
“Dead people like, in graves? In coffins?”
“Walking around like regular people. They don't see each other. They only see what they want to see. They
don't know they're dead.”
“How often do you see them?”
“All the time. ”

Percakapan dari film Sixth Sense diatas mungkin terdengar agak menakutkan saat kita menonton filmnya. Namun percapakan tersebut sebenarnya mengandung kebenaran yang dinyatakan oleh Alkitab dalam Efesus 2:1-2 tentang manusia: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.”

Alkitab menyatakan bahwa dunia penuh dengan orang-orang mati rohani yang berjalan, beraktivitas, dan berkarya setiap hari dengan hati yang memberontak kepada Allah. Termasuk Anda dan saya sebelum kita mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Itu sebab dalam arti rohani dunia kita bagaikan sebuah kuburan masal berukuran global yang dihuni oleh ratusan juta tubuh yang telah membeku, tidak mampu berespon terhadap stimuli apapun. Kemanapun kita menoleh, kita seharusnya berkata seperti Coles dalam film Sixth Sense diatas: “I see dead people!” Mereka mati rohani karena telinga mereka tidak dapat mendengar suara Allah, mata mereka tidak dapat melihat kemuliaan Allah, dan tangan mereka tidak dapat meraba kebaikan Allah padahal suara Allah, kemuliaan Allah, dan kebaikan Allah telah dinyatakan dalam karya ciptaan Allah (Roma 1:19-21).

Namun Anda akan dianggap aneh, kuper, picik, ofensif bahkan gila kalau Anda berkata kepada rekan kerja Anda di kantor: “Hmm . . . tahu tidak, dimata Allah loe sebenarnya kayak orang mati dan akan menerima murka Allah.”

Jika abad ke-20 kekristenan ditolak karena sulit diterima oleh akal, di abad ke-21 kekristenan ditolak karena ajaran-ajarannya yang dianggap sangat tidak toleran. Tapi inilah firman Allah bagi manusia berdosa. Berita yang perlu disampaikan pada setiap individu yang hidup di luar Kristus, termasuk mereka yang hidup bermoral, beramal, dan berdampak positif bagi orang lain (dokter, filantrofis, sukarelawan, tokoh agama, dst.). Bukan dengan arogansi, tetapi dengan hati yang penuh compassion.

Puji Tuhan berita duka kematian tersebut tidak berakhri menyedihkan. Sebagaimana Kristus dalam Yohanes 11:43-44 berseru dengan suara keras kepada seorang yang telah empat hari dikubur dan berbau busuk: “Lazarus, keluar!” untuk membangkitkannya, demikian pula Allah “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan” (Efesus 2:5). Inilah the great turning point. Karena kasih karuniaNya, kita diberi iman sebagai alat menerima keselamatan Allah berdasarkan pekerjaan Kristus yang telah genap di atas salib. Berita ini pun perlu kita sampaikan kepada manusia berdosa, sambil terus mengingat (Efesus 2:11) bahwa itulah juga kisah hidup kita yang dahulu sebelum kita mengenal Kristus.

Oct 15, 2007

Apa Artinya Menjadi Orang Kristen?

Saat saya masih duduk di bangku SMA, tidak berapa lama setelah saya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan saya, seorang teman di sekolah bertanya, “Eh, sekarang khan lu udah jadi orang Kristen, apa ada bedanya lu yang dulu dan yang sekarang?” Karena saat itu saya masih lugu (lucu dan goblok), maka saya cuma bisa jawab begini: “Ga tahu deh. Pokoknya gua sekarang kalo mati pasti masuk surga, bukan neraka!”

Beberapa tahun kemudian, saya baru ngerti bahwa iman Kristen bukan cuma soal pindah jurusan dari neraka ke surga seperti orang ganti jurusan bis kota. Rasul Paulus dalam Efesus 1 menjelaskan apa artinya menjadi orang Kristen, apa keunikan dan implikasi dari iman percaya kepada Kristus. Ada 7 point yg relevan:

1. Allah Bapa telah memilih kita untuk mengenal Kristus sejak sebelum dunia dijadikan. Allah menentukan dalam kekekalan bahwa kita dipilih untuk diselamatkan dalam Kristus Yesus. Keputusan Allah ini bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat. Namun Allah memilih kita bukan karena kita baik atau pandai atau cantik/ganteng (atau jahat atau bodoh atau jelek). Pemilihan Allah tidak didasarkan atas diri kita, tapi atas kerelaan kehendakNya yang sempurna

2. Allah Bapa menentukan agar dalam Kristus Yesus kita beroleh pengampunan atas dosa-dosa kita oleh penebusan darah Kristus yang tercurah di atas kayu salib, sekali untuk selamanya.

3. Allah Anak mengutus Roh Kudus yang memungkinkan kita untuk percaya kepada Kristus. Karena Roh Kudus, kita menjadi hak milik Allah, bukan lagi Setan, sehingga kita tidak harus hidup dibawah kuasa belenggu dosa. Memang orang Kristen tetap bisa berdosa selama masih hidup di dunia, namun karena Roh Kudus kita sekarang dimampukan untuk hidup berjuang melawan Setan dan untuk menang terhadap dosa, yaitu bila hidup kita dipimpin Roh Kudus.

4. Allah Bapa memberi Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya sebagai jaminan (down payment) supaya kita dapat mengecap warisan anugerah rohani yang kita akan terima seluruhnya saat kita bertemu dengan Allah nanti. Jadi beriman dalam Kristus memberi makna baru tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan kita karena apa yang Allah kerjakan.

5. Allah Bapa memilih, Allah Anak menebus, dan Allah Roh Kudus memeteraikan. Ketiga pribadi Allah tritunggal bekerja dalam diri orang percaya untuk satu tujuan: Agar kemuliaan Allah dinyatakan dengan jelas dan terang melalui keselamatan kita dan buah-buah keselamatan yang kita hasilkan secara natural dalam hidup kita. Jadi iman dalam Kristus berasal dari kehendak Allah dan berakhir untuk kemuliaan Allah

6.Setelah percaya Kristus, kita memulai sebuah perjalanan iman untuk semakin mengerti segala kekayaan berkat rohani yang kita terima dalam Kristus. Perjalanan ini perjalanan seumur hidup. Namun semakin kita mengerti betapa mulia panggilan kita dalam Kristus, semakin hidup kita diubahkan, dibentuk, ditransformasi sehingga kita semakin pantas disebut sebagai anak Allah. Mengapa banyak orang Kristen yang hidupnya masih tidak beres? Karena mereka belum mengerti kasih Allah yang merelakan Anak-Nya mati di atas kayu salib yang didalamnya terkandung segala kekayaan kemuliaan Allah dan berkat rohani yang dibutuhkan manusia baik untuk hidup di dunia dan di surga kelak.

7. Beriman kepada Kristus berarti bahwa kita yang tadinya secara natur (a) mati rohani bagaikan sebuah mayat sekarang dihidupkan bersama Kristus, (b) diperbudak oleh Setan, dunia, dan hawa nafsu daging sekarang dimerdekakan untuk hidup penuh dengan sukacita dalam Allah, dan (c) menderita hukuman kekal dibawah murka Allah sekarang menikmati kekayaan karunia Allah yang berlimpah, yang akan dinyatakan dengan menyeluruh di surga nanti.

Itulah iman Kristen. Luar biasa memang. Tidak heran setiap orang Kristen berkumpul, kita tidak henti-henti bernyanyi memuji Allah Tritunggal.